My Creativity

Motivation and Business

 
Related News
Related Link
Adwords To Target Your Ads
Go To Free Link Here
Text Link Ads
Shopping Here
Need More Money,JOIN HERE
 
Text Link Ads

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
MARILAH MENJADI SEORANG PENGUSAHA
Saturday, June 24, 2006
Menyikapi perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun yang selalu mengalami ketidakpastian dan kemunduran setelah krisis tahun 1997 dan sulitnya pekerja mencari pekerjaan dikarenakan tingginya kompetitif dan rendahnya peluang kerja membuat sebagian pencari kerja terpaksa menjadi JOBLESS (pengganguran).

Dari tabel dibawah ini mengungkapkan beberapa hal menarik . Pertama, pada 1998,hampir separuh (49%) pengganguran ternyata berpendidikan menengah atas (SMTA Umum dan Kejuruan). Kedua,periode 1982-1988,terjadi peningkatan pengganguran berpendidikan menengah ke atas (SMTA, Akademi dan Sarjana) secara signifikan dari 26% menjadi 57%, atau meningkat hampir 120%. Ketiga,laju peningkatan pengangguran di sekolah menengah kejuruan lebih rendah daripada sekolah menengah umum,baik pada menengah pertama maupun pada menengah atas. Keempat,persentase peningkatan tingkat pengganguran berpendidikan sarjana adalah paling tinggi,yang melonjak dari 0,57% pada 1982 menjadi 5,02% pada 1998.

Tabel
Struktur Penggangguran Menurut Tingkat pendidikan (%)

Pendidikan198219951998
SD ke bawah61.7440.6823.09
SLTP11.7916.3319.44
SLTA Umum12.3024.9032.13
SLTA Kejuruan12.6911.6116.86
Diploma 0.912.613.47
Diploma I0.000.740.94
Diploma II0.001.872.53
Universitas0.573.865.02

Sumber: Statistik Tahunan Indonesia,1985, 1995, 1998

Begitu pula menurut pihak Departemen Tenaga Kerja yang mengutip data dari Departemen Kesehatan, suplai tenaga perawat pada 1997 mencapai 260.000 orang dan tahun 2010 akan mencapai 420.000 perawat. Setiap tahun sekolah perawat di Indonesia meluluskan sekitar 15.000 perawat. Dari lulusan sebanyak itu, yang terserap pasar hanya sekitar 10 persen saja atau 1.500 orang.

Melihat kenyataan diatas bahwa ternyata pengganguran yang terbesar adalah bukan dari kalangan orang-orang yang tidak berpendidikan,tetapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang notabene adalah para sarjana.

Tingginya angka pengganguran yang dialami oleh para sarjana ini dikarenakan mereka sebagian besar berprinsip bahwa mereka mereka merasa malu dan gengsi kalau tidak menjadi seorang pegawai yang bekerja di Instansi-instansi Pemerintahan maupun swasta atau bahkan yang akhir-akhir ini sedang gencar-gencarnya diadakan penerimaan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan bisa kita bayangkan betapa antusiasnya mereka berjuang mati-matian untuk bisa menjadi PNS dengan berbagai cara seakan mereka tidak bisa hidup kalau bukan menjadi PNS dan bahkan yang sangat ironis ada yang sampai nekad bunur diri hanya karena tidak diterima sebagai PNS.

Sebagian pencari yang tidak mendapatkan kesempatan bekerja di Indonesia akhirnya dengan berbagai cara dan upaya mencoba mengadu nasib untuk bekerja di Luar Negeri melalui ujian seleksi ketat yang harus bersaing dengan ratusan pesaing-pesaing dengan kemampuan atau keberuntunganya akhirnya mereka lolos dan dapat bekerja di Luar Negeri.

Betapa bahagianya mereka yang lolos dan bekerja di Luar Negeri dengan gaji yang memuaskan yang hanya dengan menghitung bulan mereka dapat mengumpulkan banyak uang, tapi nyamankan itu bagi semua orang, apalagi bagi mereka yang anak istrinya di Indonesia sebagaimana pepatah mengatakan Hujan emas di negeri orang,masih enak hujan batu di negeri sendiri.

Terus yang menjadi pertanyaan berapa lamakah kita akan bertahan di negeri orang, 1th,2th,3th, atau selamanya sampai tua, atau sampai semua kebutuhan yang kita inginkan terpenuhi,tentunya jawabnya ada pada diri kita masing-masing. Memang benar tidak semuanya setuju dengan pendapat ini tentunya dengan berbagai pertimbangan dari pribadi masng-masing yang menjalaninya.

Dengan dasar inilah maka marilah kita tanamkan prinsip bahwa menjadi seorang pengusaha itu lebih mulia dari pada menjadi pegawai, dengan menjadi pengusaha kita akan lebih banyak mempunyai waktu baik untuk beribadah,berkumpul dengan keluarga, membantu orang lain dengan cara memberikan pekerjaan bagi mereka yang masih mengganggur, mengurangi pengangguran dan kita bebas mengatur waktu kita sesuai dengan keinginan kita, tidak ada atasan yang memarahi kita,tidak perlu cuti jika kita ingin libur dan masih banyak waktu yang bisa kita gunakan untuk keluarga dan anak-anak sehingga kita bisa membina keluarga kita menjadi insan-insan yang bertaqwa kepada Allah,SWT Amin.
posted by maruf hadi @ 7:48 PM   0 comments

Links

MY BANNER EXCHANGE LINK



Shopping Online Here
Previous Post
Archives
Powered by

Free Blogger Templates

eXTReMe Tracker
BLOGGER

© 2005 My Creativity Template by Isnaini Dot Com